Sabtu, 29 Oktober 2016

Sekolah dan Pungli


Di sekolah tempat untuk mencari ilmu, kini sepertinya dijadikan tempat mencari uang bagi para "tikus sekolah". Peristiwa ini kerap terjadi pada awal tahun ajaran baru siswa/siswi di sekolah baik itu SD, SMP, dan SMA/SMK negeri. Sebutan untuk mencari uang pada tahun ajaran baru ialah pungutan liar atau pungli.
Alih-alih para oknum meminta kepada orang tua siswa untuk kebutuhan sekolah. Nyatanya, duit yang ditagih pun melebihi batas sewajarnya. Mulut orang tua siswa bungkam karena mereka ingin mengadu, tetapi mereka memikirkan nasib anaknya nanti. 

Modus Aliran Dana

Saat penerimaan siswa/siswi baru, pihak sekolah meminta dana kepada wali murid untuk kebutuhan sekolah. Biasanya dana tersebut digunakan untuk membeli seragam, membeli AC (Air Conditioner), dll. Mungkin ada sebagian orang tua murid tahu bahwa uang-uang tersebut merupakan pungutan liar.
Bayangkan saja, jika setiap siswa dimintai uang sebesar Rp1 juta, sekolah sudah mendapatkan ratusan juta. Padahal, di setiap sekolah negeri sudah mendapatkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
Misalnya, salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Bogor meminta uang kepada wali murid sebesar Rp1,1 juta. Dari pihak sekolah mengatakan, uang tersebut untuk membeli seragam dan memasang AC. Namun, saat di pertengahan semester, sekolah tersebut meminta uang kembali minimal Rp700 ribu untuk memasang AC. Lantas, uang yang Rp1 juta lalu itu di ke manakan?
Padahal sekolah negeri tujuannya selain untuk mendapatkan ilmu, juga untuk meringankan siswa yang tak mampu. Namun, saat ini dimanfaatkan bagi pelaku yang haus akan uang. Wali murid hanya diam, ia takut jika mengadu akan ada yang mengancam anaknya.

Pemerintah Harus Bertindak Tegas
Di Bandung misalnya, Ridwan Kamil telah memberi sanksi terhadap 19 kepsek. Seperti yang dilansir balebandung.com, Terdapat 3 rekomendasi sanksi yang diusulkan Inspektorat, yakni skorsing kepala sekolah selama 3 bulan dan penundaan kenaikan pangkat, pemberhentian dari jabatan kepala sekolah, serta rekomendasi sanksi kepada Gubernur Jawa Barat untuk tindakan yang dilakukan di tingkat SMA. Rekomendasi dilakukan karena kewenangan sekolah setingkat SMA berada di wilayah provinsi.
Dikutip berdasarkan mediaindonesia.com, Arief Rachman pakar pendidikan mengatakan, ada tiga hal yang harus dibenahi untuk mencegah terjadinya pungli. Pertama, urusan keuangan penerimaan siswa baru diatur berdasarkan peraturan sekolah yang mengacu pada permendikbud dan undang-undang. Kedua, dewan pendidikan dan komite sekolah di setiap daerah mesti benar-benar bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi mereka. Ketiga, pastikan orang tua mengetahui batasan iuran apa saja yang diperbolehkan.
Bahkan berdasarkan Permendikbud No 60 Tahun 2011 jelas disebutkan bahwa sekolah yang memungut biaya dari peserta didik bisa terkena sanksi. Sanksi berupa pengembalian pungutan sepenuhnya, mutasi hingga tindakan administratif lainnya.
 

Devi Putri Pratama, mahasiswi Politeknik Negeri jakarta
 





Kamis, 27 Oktober 2016

Hindari Penyebab Terjadinya Jerawat


Sumber gambar:  ZethaIndonesia.com
Jerawat sudah menjadi hal yang biasa muncul di wajah seseorang. Baik kaum wanita maupun kaum pria, merasa kesal jika di wajahnya yang semula halus tiba – tiba saja ada jerawat tumbuh. Jerawat sering identik dengan remaja karena pada usia tersebut hormon masih produktif, walaupun orang dewasa terkadang masih suka timbulnya jerawat.
Tidak hanya dokter kulit yang mengerti permasalahan yang satu ini, namun seorang apoteker pun paham akan soal jerawat. Cyanita Fransiska S.Farm,. Apt. sudah terbiasa menerima konsultan dari para pasiennya. Ia bisa meracik obat untuk wajah seseorang yang terkena jerawat. Menurutnya mengapa bintik – bintik di wajah muncul, ternyata ada beberapa hal yang harus Anda dihindari agar tidak muncul jerawat.
Pertama, hindari gorengan dan makanan berlemak. Jika mengonsumsi lemak minyak tidak sehat secara teratur, tubuh akan dipaksa untuk menggunakannya membentuk sel kulit baru. Sel-sel kulit tidak akan berfungsi dengan baik. Akhirnya, jerawat dan penyakit kulit lainnya dapat muncul.
Kedua, hindari stres. Hal tersebut akan meningkatkan adrenalin yang artinya hormon memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan dalam darah. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar hormon berasal dari kelenjar adrenalin atau biasa disebut kortisol yang dilepaskan dalam tubuh Anda. Adrenalin yang berlebihan mengurangi kapasitas nutrisi dan menyerapnya, kemudian menyerang organ terbesar yaitu kulit.
Ketiga, hindari makanan pedas. Mengonsumsi berlebihan makanan pedas bisa menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan Anda. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan sensasi peradangan di saluran pencernaan Anda, dan dapat menimbulkan jerawat pada kulit.
Keempat, kurangi memakan cokelat dan kadar gula tinggi. Selain mampu meningkatkan kadar gula dalam darah, makanan yang mengandung gula dapat menekan sistem kekebalan tubuh dan berdampak pada penurunan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri yang merupakan salah satu penyebab jerawat.
Kelima, hindari memakan mie instan. Tidak banyak yang tahu bahwa mengonsumsi makanan ini terlalu banyak, kurang baik untuk kesehatan, termasuk jerawat. Kandungan protein dan minyak yang terdapat dalam mie instan dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat. Sebaiknya jika ingin mengonsumsinya, jangan gunakan minyak yang terdapat di dalam kemasan mie instan. Buang air rebusan mie instan lalu ganti dengan air panas lain yang dimasak secara terpasah. Untuk alternatif pengganti mie instan, Anda bisa menggantinya dengan bihun maupun soun.
Keenam, atur pola tidur. Ketika sering tidur larut malam, itu berarti Anda telah mengurangi waktu tidur yang dibutuhkan untuk meremajakan tubuh. Kurang tidur juga menyebabkan stres, peningkatan peradangan. Stres mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat memperlambat penyembuhan jerawat yang sudah ada.
Itulah hal – hal yang menyebabkan jerawat muncul di wajah seseorang. Tanpa disadari, Anda pasti sering melakukan hal – hal tersebut. Padahal apa yang Anda pikir itu enak ternyata dapat menimbulkan penyakit yang ada pada diri Anda. Dengan mengetahui penyebab terjadinya jerawat, masih beranikah Anda menerapkan hal – hal tersebut?